Malam ini langit memerah, seperti
ingin marah dan menumpahkan segala emosinya. Semakin larut hujan rintik semakin
ramai membasahi pekarangan rumah. Tiba-tiba aku merasakan kembali kehangatan
suasana 10 tahun lalu.
“Andi, foto dulu sini. Kebanyakan
manggang ayam ntar muka lo gosong hahaha” seru Mita dari teras belakang rumah.
Kamera di tangan nya sudah banyak mengambil gambar seru kehangatan mereka malam
ini. Terakhir Andi mengulum bibirnya saat sedang ingin difoto.
“Lu aja sini mit, ah. Foto gue
lagi manggang ayam” dengan narsisnya, Andi melirik ke mata kamera dan bergaya
semaunya.
Dari kejauhan aku tersenyum geli
melihat kolaborasi antara Andi dan ayam panggang nya. Aku, Mita, dan Andi
memang sudah lama berteman. Hal seperti ini sudah sering kami lakukan. Dan
sekarang giliran rumahku yang dijadikan tempat menginap.
“Hey, gue ikutan dong ah masa
nggak diajak sih yang punya rumah. Jangaaaan jahat dong hahaha” aku berlari
kecil ke tempat Andi dan Mita sedang asyik mengambil gambar. Sambil mematikan
panggangan, Andi tetap eksis di depan kamera walau mukanya hanya terlihat
setengah-setengah.
Udara malam ini terasa begitu
dingin. Fikirku hujan akan turun sebentar lagi. Aku masuk menuju teras, disusul
Andi dan Mita dengan ayam yang tadi dipanggang. Benar saja. Ketika sedang asyik
makan, hujan mulai turun, rintik-rintik namun deras.
“Dalem aja yuk! Dingin banget ini
udaranya” Aku masuk rumah seraya membawa makananku. Mereka menyusul ke ruang
makan. Masih ada sisal auk pauk yang mama masak tadi siang.
Tiba-tiba aku teringat, lukisan
Andi yang tadi sore dibuat masih ada di pekarangan. Dan sekarang pasti sudah
kuyup diguyur hujan.
“LUKISAN LO!”
bentakku pada Andi, karena terkaget.
Andi tersedak.
Mita menyodorkan minum. Aku buru-buru ke pekarangan dan mendapati lukisan Andi
sudah aman dari hujan yang ternyata sudah dibawanya masuk ketika aku sedang menerima
telfon tadi sore. Aku kembali ke dalam, mereka mengulum tawa melihat raut panikku
yang kini berubah jengkel. Aku gemas melihat Andi, tapi aku lebih suka mencubit
halus pipi Mita yang lebih terlihat seperti anak kecil yang menyimpan
makanannya di dalam mulut.
Tawa kami lepas
malam itu. Hujan seperti ini yang selalu membawa kenangan itu dan aku yang
selalu terhanyut kesana. Semoga mereka juga masih ingat kenangan itu walaupun
sedikit dalam kesibukan mereka sekarang.
Aku menghela
nafas, merasakan wangi hujan. Sejuk. Lelah yang kudapat hari ini seketika
terbayarkan dengan hangatnya pelukan kenangan bersama Andi dan Mita.
-fiksi-
Ide cerita: Ramadona Yusuf (@DoonaF)
Penulis: Fiedy (@fiedyzox)
04062012
No comments:
Post a Comment